Warung Jame Hadirkan Kuliner Tradisional Khas Aceh dengan Rasa Otentik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Warung atau restoran khas Aceh kini jumlahnya semakin menjamur di Jakarta. Bahkan bisa kamu jumpai meski di jalan-jalan dekat rumah.
Layaknya rumah makan Aceh, wajib untuk menyajikan menu andalan seperti Martabak, Mie Aceh, Nasi Goreng Aceh, Teh Tarik, dan Kopi Aceh. Tapi ada satu warung makan Aceh bernama Warung Jame yang memiliki slogan menarik tapi menyentuh, yaitu 100% Aceh.
Alhasil, apabila mencicipi makanan dan minuman sedikit banyak akan mengobati rasa kangen hidangan tradisional Aceh yang kaya rasa rempah nan menggetarkan lidah.
Berada di kawasan ramai, persisnya, di pertigaan Jalan Duren Tiga dan Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta Selatan, tidak jauh dari markas grup band Slank.
Jame diambil dari pepatah Aceh yang terkenal, yakni ‘Peumulia Jamee Adat Geutanyoe’ artinya, memuliakan tamu adalah adat kami.
Founder Jame, Juanda Maulana, mengungkapkan alasannya mengapa membuka warung makan Aceh, selain dirinya yang merupakan Putra Aceh.
Maulana, begitu panggilannya, menjelaskan secara detail mengapa ia membuka warung makan Aceh dan mulai mendapatkan 'bisikan' untuk bisa membuka usaha, yang bisa membuat orang di Jakarta bisa merasakan apa yang diinginkannya, yaitu masakan tradisional Aceh.
"Saat Covid-19 datang, semua teman-teman kerja di rumah. Kebetulan saya dari Aceh, tapi selalu memesan makan dari online, tapi lama kelamaan kok apa yang saya makan gini-gini aja Karena selama ini kayaknya orang Jakarta cuma tahu martabak, mie Aceh, kopi sama teh tarik, jadi harus banyak tahu tentang masakan tradisional aceh," ujar Maulana membuka pembicaraan.
Berangkat dari hal itu, pemuda kreatif asal Langsa, kota di pesisir Timur Pulau Sumatera ini pun memutuskan untuk berani memulai bisnis menghabiskan tabungannya untuk membuka bisnis pertamanya ini.
“Dari hobi nongkrong bersama teman-teman, kita bentuklah warung Jame ini. Kami ingin mengenalkan masakan tradisonal Aceh hingga bahkan jajanan, kerajinan dan sebagainya," kata dia.
Lihat Juga: Survei LSI Pilgub Aceh: Elektabilitas Mualem-Dek Fadh 45,9 Persen, Bustami-Fadhil 29,8 Persen
Layaknya rumah makan Aceh, wajib untuk menyajikan menu andalan seperti Martabak, Mie Aceh, Nasi Goreng Aceh, Teh Tarik, dan Kopi Aceh. Tapi ada satu warung makan Aceh bernama Warung Jame yang memiliki slogan menarik tapi menyentuh, yaitu 100% Aceh.
Alhasil, apabila mencicipi makanan dan minuman sedikit banyak akan mengobati rasa kangen hidangan tradisional Aceh yang kaya rasa rempah nan menggetarkan lidah.
Berada di kawasan ramai, persisnya, di pertigaan Jalan Duren Tiga dan Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta Selatan, tidak jauh dari markas grup band Slank.
Jame diambil dari pepatah Aceh yang terkenal, yakni ‘Peumulia Jamee Adat Geutanyoe’ artinya, memuliakan tamu adalah adat kami.
Founder Jame, Juanda Maulana, mengungkapkan alasannya mengapa membuka warung makan Aceh, selain dirinya yang merupakan Putra Aceh.
Maulana, begitu panggilannya, menjelaskan secara detail mengapa ia membuka warung makan Aceh dan mulai mendapatkan 'bisikan' untuk bisa membuka usaha, yang bisa membuat orang di Jakarta bisa merasakan apa yang diinginkannya, yaitu masakan tradisional Aceh.
"Saat Covid-19 datang, semua teman-teman kerja di rumah. Kebetulan saya dari Aceh, tapi selalu memesan makan dari online, tapi lama kelamaan kok apa yang saya makan gini-gini aja Karena selama ini kayaknya orang Jakarta cuma tahu martabak, mie Aceh, kopi sama teh tarik, jadi harus banyak tahu tentang masakan tradisional aceh," ujar Maulana membuka pembicaraan.
Berangkat dari hal itu, pemuda kreatif asal Langsa, kota di pesisir Timur Pulau Sumatera ini pun memutuskan untuk berani memulai bisnis menghabiskan tabungannya untuk membuka bisnis pertamanya ini.
“Dari hobi nongkrong bersama teman-teman, kita bentuklah warung Jame ini. Kami ingin mengenalkan masakan tradisonal Aceh hingga bahkan jajanan, kerajinan dan sebagainya," kata dia.
Lihat Juga: Survei LSI Pilgub Aceh: Elektabilitas Mualem-Dek Fadh 45,9 Persen, Bustami-Fadhil 29,8 Persen
(hri)